Episode 4!, Sinopsis Film Itaewon Class, Sebuah Pengakuan

Episode 4!, Sinopsis Film Itaewon Class, Sebuah Pengakuan

INIKECE - Sae Ro-Yi mencoba untuk bersabar menghadapi ejekan dari Geun Won. Ia mengungkapkan bahwa sudah punya rencana selama 15 tahun sampai kasusnya yang dulu itu kedaluwarsa. Sae Ro-Yi meminta Geun Won untuk menunggunya.

Di SMA Yonggak, Geun Soo dan Jo Yi Seo berlari berdua mengelilingi lapangan. Geun Soo mengatakan bahwa hukuman yang mereka terima hanya menulis permintaan maaf dan berlari sedangkan Sae Ro-Yi malah harus menutup tokonya. Ia heran mengapa Sae Ro-Yi bisa tidak marah pada mereka. Jo Yi Seo membalas bahwa ia hanya pamer sok dewasa.


Mereka berdua melanjutkan hukuman dengan menulis permintaan maaf di keras. Di kertas tersebut, Jo Yi Seo malah menggambar sosok Park Sae Ro-Yi.

Di Kedai Jangga yang tutup, Seung Kwon menghantamkan kepalanya berkali-kali ke meja. 

Delapan tahun yang lalu, saat Seung Kwon dipenjara...

Seung Kwon mengenalkan diri pada tahanan yang lain. Tahanan yang paling dihormati, Kim Hee Hoon mengatakan bahwa Seung Kwon lebih muda dari Sae Ro-Yi jadi ia harus menjaganya. Sae Ro-Yi sendiri sibuk membaca buku biografi dari Jang Dae Hee.


Seung Kwon menanyakan apa yang dilakukan Sae Ro-Yi, ia ingin tahu buku apa yang dibacanya dan apa gunanya. Sae Ro-Yi bilang ia ingin banyak hal meski terlahir tak punya apa-apa.

Sae Ro-Yi juga mengatakan bahwa sebagai narapidana juga harus berusaha. Seung Kwon rupanya tak suka diceramahi, ia marah dan memukuli Sae Ro-Yi. Petugas kemudian menghentikannya. Sae Ro-Yi berteriak pada Seung Kwon bahwa ia bisa memulai jadi apa saja meski nanti bekas narapidana. Ia berkata bahwa hidupnya baru dimulai.


Keluar dari penjara, Seung Kwon tetap menjadi mafia. Ia menjadi anak buah dari mantan tahanan yang lain yaitu Kim Hee Hoon. Mereka datang saat Sae Ro-Yi baru membuka Kedai Danbam.

Setelah itu Seung Kwon jadi sering minum di Kedai Danbam. Ia mengatakan senang melihat Sae Ro-Yi kerja di sana. Seung Kwon rupanya ingin memulai hidup yang benar seperti dirinya.

Di rumah Jo Yi Seo, ia mencoba mencari tahu tentang Park Sae Ro-Yi di internet namun tak menemukan apapun. Ia lalu mencari tahu tentang Jang Geun Won dan menemukan artikel ia pernah mengalami percobaan pembunuhan.


Jang Geun Won berbincang dengan ayahnya di rumah, mereka bermain catur tradisional cina. Ia bercerita bahwa adiknya, Jang Geun Soo beberapa waktu lalu mendapat masalah karena pergi ke kedai milik Park Sae Ro-Yi walau masih di bawah umur. Karena hal itu akhirnya Sae Ro-Yi dilarang berjualan selama dua bulan.

Di suatu tempat karaoke, Sae Ro-Yi menyanyi dengan riang. Ia ditemani Seung Kwon dan Hyun Yi. Mereka kemudian minum-minum bersama Seung Kwon meminta maaf berkali-kali.


Di perusahaan Jangga, para pejabat mengatakan bahwa mereka terkejut saat pemimpin perusahaan menampar anaknya, Geun Won. Mereka juga khawatir karena Presdir Jang sudah tua dan penerusnya anak yang tidak bisa diharapkan. Mereka mengatakan bahwa akan mendukung Dikektur Kang. Namun Direktur Kang tampaknya kurang menyukainya. Ia mengatakan Geun Won masih terlalu muda untuk menjadi tameng para direksi.



Jo Yi Seo pergi mengikuti perayaan tahun baru. Bersama dua orang temannya, Jo Jo Yi Seo pergi ke restoran untuk minum-minum, saat itu usianya sudah 20 tahun. Ia diterima di semua universitas yang dilamarnya.

Ia menyebut mau berteman dua orang gadis itu karena latar belakang orang tuanya. Tiba-tiba seorang pria duduk disampingnya dan meminta agar mereka duduk bersama dengan rekan-rekan prianya.

Jang Geun Soo mengirim pesan untuk Jo Yi Seo namun tidak dibalas. Tak jauh dari sana, ayahnya yaitu Jang Dae Hee melihatnya dari balik kaca mobil. Ia mendapat informasi bahwa Geun Soo tinggal di tempat yang sempit.

Jo Yi Seo minum-minum dengan para pria asing itu. Ia merasa bosan bersama dengan mereka yang dianggapnya bodoh. Ia lalu teringat dengan Park Sae Ro-Yi. Sejak bertemu denganya, ia tak tertarik dengan apa pun.

Sementara itu, Park Sae Ro-Yi datang menemui Soo Ah. Mereka minum bersama. Sae Ro-Yi mengatakan bahwa ia masih mengejar Soo Ah. Soo Ah sendiri mengungkapkan bahwa ia tetap mendukungnya.


Jo Yi Seo pergi sendirian, ia lalu dikejar oleh pria yang mengajaknya tadi. Namun Jo Yi Seo mengatakan ia tak suka hal semua darinya, jadi ia pergi saja. Rupanya pria itu tetap menahannya, ia mengatakan harga minuman tadi mahal.

Yi Seo kemudian melemparkan uang padanya untuk pengganti. Pria itu tersinggung dan menamparnya. Yo Seo mengeluarkan kemampuan bela dirinya dan membanting pria itu. Ia berlari tapi terus dikejar.

Di sebuah toilet, Jo Yi Seo malah bertemu dengan Park Sae Ro-Yi. Pria itu juga tiba di sana memintanya untuk pergi dengannya, ia mengatakan Yi Seo pacarnya.


Sae Ro-Yi menyadari pipi Yi Seo bengkak. Pria itu memintanya tak ikut campur. Sae Ro-Yi lalu bertanya pada Yi Seo apa ini berarti ikut campur. Yi Seo tersenyum menjawab bahwa ia meminta ditolong. Sae Ro-Yi kemudian menggandeng Yi Seo dan mengajaknya pergi. Pria itu mengejar mereka.

Sae Ro-Yi dan Yi Seo berlari, Soo Ah lalu diajak ikut berlari bersama mereka. Mereka bertiga berlari melewati jalanan kecil di Itaewon.

Setelah berhenti di tempat yang aman, Yi Seo kemudian ingin mentraktir Sae Ro-Yi minum kopi untuk balas budi. Yi Seo mengatakan ingin membantu untuk promosi kedainya karena itu adalah keahliannya.


Mereka bertiga akhirnya duduk di sebuah kedai kopi. Soo Ah mengatakan Sae Ro-Yi menyukainya sudah 10 tahun. Saat Sae Ro-Yi pergi untuk menelpon, Soo Ah bertanya mengapa ia mendekati pria seperti Sae Ro-Yi, apakah mungkin ia menyukainya.

Yi Seo tak tahu apakah ia suka padanya. Namun ia mengatakan tertarik pada Sae Ro-Yi. Yi Seo kemudian curiga pada Soo Ah. Ia bertanya apa mungkin Soo Ah yang melapor polisi waktu itu. Soo Ah terdiam, Yi Seo tertawa melihatnya. Yi Seo tak percaya dengan Soo Ah yang merupakan teman Sae Ro-Yi tapi berbuat seperti itu.


Saat Sae Ro-Yi datang kembali, Soo Ah mengaku padanya bahwa yang melaporkan ke polisi waktu itu adalah dirinya. Ia bertanya pada Sae Ro-Yi apakah ia masih menyukainya. Sae Ro-Yi mengatakan ia masih menyukainya, pasti ada alasan tersendiri, namun ia sedikit sedih.

Soo Ah memilih pergi lebih dulu. Menuju rumahnya, ia teringat saat pernah digendong oleh Park Sae Ro-Yi.

Di tempat lain, Yi Seo kembali mengajak Sae Ro-Yi untuk minum-minum. Yi Seo bertanya mengapa ia tak marah pada teman yang mengkhianatinya. Sae Ro-Yi menjawab bahwa itu bukan sebuah pengkhianatan. Yi Seo kemudian mengatakan ia seperti Gandhi.


Di Danbam, Seung Kwon mengajak Hyun Yi ke sauna. Ia minta digosok punggunya, namun Hyun Yi tak mau pergi. Seung Kwon mengatakan ukuran bukan segalanya, namun Hyun Yi tetap tak mau. Seung Kwon selama ini menganggap bahwa temannya itu adalah pria.

Di tempat minum-minum, Yi Seo memberitahu bahwa kedai Sae Ro-Yi punya banyak masalah sehingga tak sukses. Sae Ro-Yi kemudian minta dijelaskan. Yi Seo menyebut interior kedai terlihat berantakan, staf tidak berpengalaman sehingga kedai juga tak punya ciri khas.


Yi Seo bercerita ia mendapat uang lewat blog dan media sosial. Jadi ia sering pergi ke banyak tempat makan dan membandingkannya. Ia juga menyebut nama Danbam tak coock dengan Itaewon. Ia menanyakan mengapa memakai nama Danbam.

Sae Ro-Yi mengatakan hidupnya sangat pahit. Ia tak bisa tidur nyenyak karena rindu, kesepian, dan penuh amarah. Ia ingin hidupnya bisa lebih manis.


Sae Ro-Yi mencoba untuk berdiri dan berjalan namun ia malah jatuh pingsang. Yi Seo dengan tenang menghampirinya. Ia membuat hidup Sae Ro-Yi menjadi lebih manis. Yi Seo memegangi kepala Sae Ro-Yi, ia kemudian mencium bibirnya.

Sae Ro-Yi lalu terbangun di rumah sakit. Ia merasa bermimpi aneh.


Yi Seo berada di rumahnya bersama ibunya. Sang ibu mengatakan agar anaknya tidak pacaran. Ia lalu bertanya mengapa sang ibu dulu menikahi ayahnya. Ibunya menjawab bahwa saat itu ia mencintainya. Mereka bercerai karena ayahnya berubah setelah ibunya melahirkan, gedut, dan keriput.

Yi Seo bertanya bagaimana jika menyukai pria yang biasa saja. Ibunya menyela jangan merusak hidup karena cinta. Yi Seo tersenyum mengatakan ibunya seorang yang egois. Ibunya tersenyum juga mendengarnya.


Yi Seo kembali berdiri di tepi jembatan. Ia memegang sebuah koin, ingin melemparkannya. Jika bagian depan yang terlihat maka ia akan lakukan yang ibunya mau, namun jika bagian belakang yang terlihat maka ibunya akan menangis. Sebelum koin itu berhasil ditangkap, koin itu malah terjatuh ke dalam air.


Yi Seo berlari sambil tersenyum. Ia berhenti di depan Kedai Danbam. Di depannya ada Park Sae Ro-Yi. Sae Ro-Yi bertanya mengapa ia ke sana. Yi Seo menjawab, "Aku ingin bersamamu." Ia lalu menjelaskan ingin bekerja bersamanya dan mewujudkan impiannya. Dalam hatinya ia berkata ingin membuat Park Sae Ro-Yi menjadi pria yang hebat.

0 comments:

Post a Comment