Khas Dan Unik, Masjid Jami Al-Ishlah Dengan Gaya Ornamen Lampung
INIKECE - Dibulan suci Ramadan ini, menjadi umat islam untuk banyak melakukan ibadah dan puasa di bulan ini. Menjadi salah satu tempat mereka beribadah adalah masjid. Masjid Jami Al-Ishlah yang terletak di Jalan Hayam Wuruk, Nomor 14, Kedamaian, ini memiliki ornamen unik khas Lampung.

Pengurus Masjid Jami Al-Ishlah, Amimardani, mengungkapkan beridirnya masjid ini sudah sejak tahun 1500-an.
"Karena berdirinya kampung ini tahun 1600-an semenjak pecahnya Keratuan Balau dulu," ungkapnya ketika ditemui Lampung Geh.
Di awal berdiri, bangunan masjid masih menggunakan kayu papan sebagai dindingnya. Namun, seiring perkembangan zaman, masjid unik ini mulai direnovasi dengan menggunakan dinding batu bata.
"Pada tahun 1995, dulu disini ada Pabrik Karet Kedamaian namanya, itu membantu pendanaan pembangunan masjid ini. Lalu pada 2014 ada progam pemerintah kota untuk membangun ornamen Lampung dengan bantuan Rp 600 juta," ujar dia.

Atas program pemerintah itu, pihaknya mengajukan proposal dan bersyukur proposal yang diajukan tersebut disetujui oleh Wali Kota Bandar Lampung.
"Peletakan batu pertama itu langsung dari Wali Kota Bandar Lampung, Herman HN, pada 28 November 2014. Itulah mulai diguyur dari uang Rp 600 juta itu, setelah berjalan sampai 2018, itu sudah habis hampis Rp 2,5 miliar," jelasnya.
Meski demikian, bangunan masjid ornamen khas Lampung ini sudah memasuki tahap finishing.
"Kalau sekarang sudah 90 persen, yang 10 persen cuma dikit-dikit saja. Informasi terakhir, Herman HN mau membantu dana lagi Rp 100 juta, tapi sampai sekarang dana belum keluar," ucap dia.
Pembangunan masjid ini juga tidak luput bantuan dari warga asli Kedamaian yang telah sukses di perantauan. Salah satunya Kapolda Banten, Irjen Tomsi Tohir Balau, yang selalu memberikan dana setiap bulan pada pembangunan masjid ini.

"Waktu pembangunan itu, Bapak Tomsi rutin memberikan dana Rp 20 juta setiap bulan ke sini," ujar pria yang biasa disapa Ami ini.
Menurutnya, ini salah satu masjid yang menampakkan ciri khas budaya Lampung seperti ornamen Tapis, Siger, Payung Khas Lampung sebagai keunikan masjid yang berlokasi di Kampung Cagar Budaya ini.
"Ini sengaja tidak kami beri pagar, supaya kalau masyarakat atau musafir yang mau sholat 5 waktu dia sangat mudah aksesnya. Ini yang menandakan jika kami terbuka untuk siapa saja, tidak hanya untuk orang Lampugn saja," kata dia.
Sebab, sambugn Ami, Islam itu tidak harus menoton budaya Arab. Tetapi dimana tempat dia berada, budaya setempat bisa diangkat dengan ciri khas Islamnya. Ini juga untuk memberikan nuansa baru Lampung dengan tradisi Islami.
"Masyarakat disini juga menyambut baik dan merasa bangga sekali, apalagi disini kan masyarakatnya mengedepankan adat Lampung. Bahkan peninggalan Keratuan Balau juga masih ada," tuturnya.
Masjid yang memiliki luas bangunan mencapai 600 meter persegi dengan luas tanah 700 meter persegi ini mampu menampung hingga 700 jiwa.
"yang ditingkat itu untuk perempuan. Itu pada saat ramai aja dipakai seperti sholat idulfitri atau iduladha. Ini terbuka 24 jam masjidnya," katanya.
Selama bukan Ramadan, Masjid Jami Al-Ishlah selalu mempunyai kegiatan rutin tadarus setelah tarawih, itikaf, dan jaga benduk sembari menunggu berbuka puasa.
"Kegiatan itu juga diisi dengan muli menghanai (pemudi-pemuda) dari disini asli untuk meramaikan masjid selama bulan Ramadan ini." pungkasnya.
0 comments:
Post a Comment