
INIKECE - Dari hasil penelitian Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ( KPPA ) terhadap sampel remaja usia 12-16 tahun dijakarta, remaja yang mengkonsumsi konten pornografi cenderung mengalami kerusakan sel sel otak bagian depan.
Hal ini juga di ungkapkan oleh Dirjen Kementerian Komunikasi dan Informatika ( Kominfo ) Semuel Abrijani Pengerapan saat dalam acara Diskusi Pencegahan dan Penanganan Masalah Pornografi di Era Digital di ruang sebaguna Kanto Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Rabu ( 12/9/2018).
"Pada otak bagian depan sebagai pusat decision making dan analisis terjadi perusakan sel pada otak remaja yang kecanduan konten porno. Pada lapisan terluar otak atau yang disebut dengan ‘materi abu-abu’ sebanyak 4,4 % akan semakin kecil dan menipis", ungkap Semuel Abrijani pada diskusi tersebut.
Kementerian Kominfo berupaya dalam pengurangan peredaran sejak Agustus 2018 dengan menggunakan metode Forced Save Search Engine untuk memblokir perncarian berbau porno di internet.
“Tapi kami tidak menutup konten-konten berbau kesehatan karena pendidikan seks juga penting. Yang kami fokuskan adalah menutup konten-konten berbau porno,” tandas Semuel.
Meski begitu, lanjut Semuel, upaya mengais konten negatif ini tetap tak mampu menghentikan peredaran pornografi. Hal tersebut perlu dibantu oleh usaha individu untuk menolak mengonsumsi konten negatif tersebut.
"Salah satu persoalan jika konten-konten porno tersebut di-sharing pada ranah privat melalui messaging. Sebab bagaimanapun juga penggunaan internet dan seluruh aplikasinya menjadi hak setiap warga negara, dan pemerintah tidak bisa begitu saja melakukan intervensi,” lanjut Semuel.
"Faktor utamanya adalah adiksi. Filtering terbaik adalah di hati dan pikiran pengguna," papar Semuel..
Sumber : Tribunnews
0 comments:
Post a Comment