Rasa Perih Pernah Dijalani, Kisah 'Ajudan Pribadi' Mulai Dari Pemulung Hingga Jadi Kuli Bangunan

Rasa Perih Pernah Dijalani, Kisah 'Ajudan Pribadi' Mulai Dari Pemulung Hingga Jadi Kuli Bangunan

INIKECE - Jatuh bangun pernah dilaluinya 'Ajudan Pribadi', Pasti bagi yang pengguna aktif media sosial, tentulah tak akan asing lagi dengan sosok ini, bukan? Sejak beberapa tahun terakhir, sosokny memang begitu populer lantaran aksinya yang unik dan cara berbicaranya yang kerap di sorotan.

Terbaru, pria pemilik nama asli Akbar Pera Baharudin itu viral usai memamerkan isi saldonya yang fantastis, yakni mencapai Rp 13 miliar. Ini membuktikan hasil kerja keras yang dilakukannya selama ini.

Dikenal memiliki kehidupan yang glamor dan mewah, namun tak banyak yang tahu tentang jatuh bangun akbar semasa hidupnya. Jauh sebelum dirasakan seperti saat ini, dia pernah bekerja sebagai seorang kuli bangunan dan pemulung.

Melalui kenal YouTube Denny Cagur, Akbar menceritakan semua pekerjaan yang pernah dilakoninya dahulu. Namun kerja keras yang dilakukannya membuahkan hasil. Meski panjang perjalanan yang dilalui, Akbar membuktikan semua indah pada waktunya.

1. Berhenti Sekolah Dan Jadi Kuli Bangunan


Akbar mengaku dahulunya ia bekerja sebagai kuli bangunan selama dua tahun. Pekerjaan ini dilakoninya saat usianya baru menginjak usia 14 tahun karena orangtuanya tak bisa membiayai sekolah.

"Dulu saya nggak sekolah. Sekolahnya sampai kelas 2 SMP saja. Orang tua saya nggak bisa biayai. Kemudian ada yang panggil namanya Pak Indrawan seorang borongan di Palopo. Dipanggil (saya) sebagai kuli bangunan. Di situ awal pertama punya motor. Saya cicil motor dari kuli bangunan. Saya umur 14 tahun jadi kuli bangunan," ujarnya.

2. Pemulung Saat Masih SD


Sementara itu, selain jadi kuli bangunan, sejak masih duduk di bangku sekolah dasar atau 10 tahun, Akabar bahkan sempat jadi pemulung. Bersama sang nenek, ia memungut barang bekas. Semuanya dilakukan untuk bertahan hidup.

"Pernah jadi pemulung waktu kelas 6SD. Saya ngambil ngambilin-barang (bekas)," tambahnya.


3. Berjualan Kacang dan Tukang Pijat


Akbar juga berjuang mencari nafkah dengan berjualan kacang dan jadi tukang pijit di tempat golf. Diakuinya, kala itu banyak orang yang suka memintanya memijit usai bermain golf.

Hingga suatu ketika, ia berkesempatan memijat seorang bos besar yang datang dari Jakarta. Setiap bos tersebut datang ke Makasaar bermain golf, pasti meminta Akbar memijitnya. Bisa dikatakan, ini awal mula ia bekerja dengan pria yang menjadi bosnya itu kini.

"Jadi dagang kacang sambil mijit. Kalau main golf capek kan harus dipijit dulu. Yang kedua dia (bos) ngomong 'enak juga pijit kamu'. Aku kasih tukeran nomor hp sama bos yang dipijit itu. Lama-lama dia datang ke Makasaar telepon aku. Lama lama ngobrol lah, dia menawarkan 'kamu mau ikut ke Jakarta'. Ada tujuh saudaranya bos itu setujui saya ikut ke Jakarta," kata Akbar.

4. Pindah Ke Jakarta Jadi Tukang Bersih-bersih


Sampainya di Jakarta, Akbar hanya bekerja sebagai tukang bersih-bersih terlebih dahulu. Saat itu, bosnya masih mempunyai ajudan. Lambat laun, ajudan lama bos tak lagi bekerja, ia kemudian diangkat menjadi ajudan pribadinya seperti saat ini.

"Jadi tahun 2017 saya ke Jakarta, baru banget 2 tahun yang lalu. Sebelumnya, diperbantukan buat tukang bersih-bersih. Awalnya ga langsung jadi ajudan. Ajudan satu ini suka curi dollar enggak jujur, jadi dipceat. Mau cari ajudan militer polisi engga mau dia. Akhirnya saya jadi ajudan," katanya.

5. Kehidupannya Banyak Berubah


Sejak saat itu, banyak yang berubah dari kehidupan pria yang identik dengan gaya bicaranya yang terbatah-batah ini. Salah satunya merasakan kehidupan mewah, sering naik jet pribadi, dan ke berbagai negara di dunia.

"Di situ kadang-kadang norak. Namanya bos serba mewah. Saya foto-foto di mobil mewahnya, jet pribadi. Saya udah keliling negara naik jet pribadi ke Malaysia, Prancis, Jepang, Polandia, Rusia, Dubai," tutupnya.

0 comments:

Post a Comment