INIKECE - Sosialita asal Singapura ini memiliki julukan sebagai Ratu Hermes. Siapa sih yang tidak tau brand terkemuka dengan harga brand yang mencapai fantastik (Hermes). Tidak hanya koleksi brand Hermes. Sosialita ini kerap memamerkan pakaian, aksesori, kondisi rumah, hingga gaya hidup secara keseluruhan.
Tidak jarang, gaya hidup mereka pun menjadi sorotan banyak masyarakat. Sosialita asal Singapura ini dikenal bernama Jamie Chua, perempuan yang menjadi pusat perhatian karena apa yang ada di kehidupannya semua serba mewah, tidak kaleng-kaleng.
Bercerita pada South China Morning Post, Jamie Chua menerangkan bahwa kebanyakan pakaiannya adalah Dior dan tas favoritnya adalah Hermes.
Jamie Chua merupakan seorang kolektor Hermes paling royal di dunia. Sampai sekarang, tas mewah yang dimiliki Chua sekitar 200 item, yang diantaranya adalah model Birkin dan Kelly dalam berbagai warna dan ukuran.
Semua tas mewah tersebut, ia tempatkan di lemari khusus yang luasnya mencapai 65 meter persegi. Lemari tersebut dilindungi kunci sidik jari yang sangat aman.
"Saya cenderung memilih warna klasik daripada warna musiman atau koleksi editi terbatas. Merah, merah muda, dan kuning sangat banyak dicari meskipun mereka mungkin bukan warna netral seperti biasa, jika anda memakai warna ini, mereka akan langsung jadi statement di penampilan anda," kata sosialitas berusia 45 tahun ini yang akun Instagramnya @ec24m.
Tas paling mahal dalam koleksi Chua adalah tas seharga USD220,000 atau sekitar Rp3,1 miliar yang merupakan Himalaya Niloticus Crocodile Diamond Birkin. Tas ini bisa sangat mahal karena bertabur berlian.
Tidak hanya tas mewah, Chua juga kolektor heels dari berbagai merek ternama dunia, sebut saja Christion Louboutin, Valentino, dan Gucci. Koleksi heels yang dimiliki Chua sekitar 200 pasang.
Chua termasuk sosialita yang senang dengan tampilan feminin, makanya banyak koleksinya yang berasal dari brand Chanel, Fendi, Balmain, dan Saint Laurent. Jumlah pakaiannya diketahui lebih banyak dari pada jumlah baju yang ada dibutik mewah pada umumnya.
Namun, Chua punya satu brand pakaian yang dia tak akan pernah punyai dalam hidupnya, yakni Dolce & Gabbana. Ada alasan personal kenapa ia tak akan pernah lagi mengenakan koleksi dari Dolce & Gabbana.
Hal ini karena pada fashion show Dolce & Gabbana di Shanghai tahun lalu, Stefano Gabbana melontarkan kalimas rasis. Kalimat itu pun membuat Chua berhenti mengenakan koleksi dari brand tersebut. "Saya pastikan tidak ada pakaian dari brand itu di foto saya." tegasnya.
Jika ditanya brand apa yang disuka, Chua akan menjawab Dior. Koleksi dari rumah mode itu bagi Chua sangat mewakili personalitinya yang feminin dan anggun. Makanya, jangan heran kalau Chua sering 'ootd' head-to-toe mengenakan koleksi Dior.
Selain karena alasan personaliti Dior serupa dengan dirinya, Chua juga berpendapat bahwa apa yang diciptakan Dior itu tidak akan termakan oleh waktu. Mau itu koleksi lama, ketika dipakai akan tetap menarik dan tidak akan terlihat ketinggalan zaman.
Instagram Chua banyak memperlihatkan dirinya berpose dengan pakaian mewah. Tidak hanya itu, lokasi foto pun biasanya adalah tempat-tempat mewah yang untuk pergi ke sana perlu merogoh kocek dalam.
Selain konten foto yang menarik, Instagram Chua juga menjadi bukti nyata bahwa 'Crazy Rich' itu benar ada. Menariknya, Chua dulunya adalah pramugari Singapore Airline yang bertemu dengan pengusaha kaya raya asal Indonesia, Nurdian Cuaca.
Mereka menikah saat Chua masih berusia 20 tahun, dan ia pernah mengatakan dalam sebuah wawancara di program TV Indonesia, Silet, bahwa mereka harus berjuang selama 10 tahun sebelum akhirnya menjadi keluarga yang kaya raya. Sayang, Chua dan Nurdian mesti bercerai pada 2011 dan kabar ini menjadi isu hangat kala itu.
Delapan tahun kemudian, Chua, yang memiliki dua anak dewasa, Calista dan Cleveland, sekarang sudah berada di kehidupan yang bahagia. Dia tinggal di rumah seluas 929 meter persegi di Singapura dihiasi foto cantiknya, koleksi seni kontemporer, dan beberapa koleksi desainer seperti bantal dari Hermes hingga seprai dari Versace.
Chua kini tengah menjalin cinta dengan kekasihnya yang bernama Terence Koh, seorang pengacara kondang. Di rumahnya, Koh menyimpan koleksi sepedanya yang dibuat oleh rumah mode Dior.
Lantas, dari mana Chua mendapat uang untuk membeli semuanya? Perempuan ini merupakan business woman. Chua pernah menjadi distributor sepatu Manolo Blahnik di Singapura yang kemudian memulai bisnisnya sendiri.
Investasi terakhirnya adalah klinik estetika, dan beberapa rangkaian perawatan kulit yang semakin hari semakin diminati masyarakat urban.
"Saya merasa bahwa setiap orang harus memiliki pekerjaan. Seseorang tanpa pekerjaan berarti tidak memiliki tujuan hidup. Ini bukan tentang berapa banyak uang yang anda miliki, ini tentang perasaan anda dapat berguna untuk orang lain." ungkapnya.
Kesibukannya itu ia jadikan contoh untuk kedua anaknya. Chua menjelaskan, anak-anak itu mendapat perhatian luar biasa. Sekarang saja, mereka itu bisa menghabiskan uang sebanyak Rp 35 juta hanya untuk mendapatkan satu barang yang mereka inginkan.
Nah, karena hal ini Chua pun mengajarkan anaknya berusaha untuk mendapatkan uang sendiri di kemudian hari. Salah satunya adalah dengan memposting foto yang ciamik di Instagram.
Karena itu, Koh akhirnya membelikan dia kamera canggih agar kekasihnya itu dapat memiliki hasil foto yang lebih baik. Terbukti, setelah foto-fotonya terlihat lebih baik, banyak pengiklan yang datang kepadanya.
Ya, Chua pun menjadi influencer-sosialita yang sekali membagikan foto di Instagram untuk beriklan, tarifnya sangat mahal.
Dunia Instagram memberi warna tersendiri bagi hidup Chua. Jadi, saat akhir pekan dan memilih pergi bersama kekasihnya, Chua akan meminta Koh untuk jadi fotografer pribadinya. Momen ini kami jadikan sebagai 'quality time' sekaligus mencari uang.
Dia ingat perjalanan tahun lalu ketika mereka terbang ke Italia secara khusus, untuk makan di restoran Osteria Francescana bintang tiga dari Michel Massimo Bottura di Modena. Mereka memutuskan tinggal di penginapan terdekat di kota. Sayangnya, itu bukan seperti bintang lima.
"Kami harus memanjat empat tangga kecil dan kamar di hotel itu memiliki kondisi yang sangat biasa, seperti asrama. Saya mencoba melakukan yang terbaik dengan duduk di dekat jendela dan menikmati espresso. Tapi Koh malah jatuh sakit!" ceritanya.