Luar Biasa, Wajib Baca! Kedua Negara Ini Membuat Bumi Makin Hijau

Luar Biasa, Wajib Baca! Kedua Negara Ini Membuat Bumi Makin Hijau

INIKECE - Samudra yang semakin biru seiring perubahan iklim bukan pertanda baik. Hal serupa juga terjadi di Bumi yang semakin hijau. 

Para ilmuwan mengamati fenomena Bumi menghijau di Tiongkok dan India, dua negara dengan tingkat polusi tinggi. Namun, para peneliti mengingatkan menghijaunya Bumi belum tentu baik.

NASA telah mengamati dedaunan di Bumi selama hampir 20 tahun. Mereka menggunakan dua satelit beresolusi tinggi. Menurut NASA, Bumi kini lima persen lebih hijau dibandingkan tahun 2000.

Data mereka mengungkap perubahan vegetasi di dunia secara detial dengan memotret seluruh bagian Bumi empat kali sehari. Mulanya, mereka meyakini menghijaunya Bumi disebabkan oleh pemanasan global dan perubahan iklim. 

Kadar karbon dioksida tinggi yang menyelimuti udara, mempercepat proses fotosintesis tanaman membuat mereka tumbuh lebih subur.

Namun, riset terbaru menyimpulkan peran manusia di balik perubahan ini. Manusia menanam lebih banyak tumbuh-tumbuhan.

" Tiongkok dan India adalah penyebab sepertiga dari penghijauan ini, padahal mereka hanya mengisi sembilan persen dari luas daratan planet yang tercakup dalam vegetasi. Ini sebuah temuan yang mengejutkan, mengingat gagasan umum degradasi lahan di negara-negara berpenduduk padat akibat eksploitasi berlebihan," terang Chi Chen, penulis studi dari Boston University.

Geografer Molly Brown dari University of Maryland mengatakan, " Ini adalah contoh sangat bagus, bagimana kebijakan bisa benar-benar membuat perubahan," kata Brown memuji apa yang telah terjadi di India.


Akan tetapi, tidak semua penghijauan di Bumi itu baik. Termasuk yang kini terjadi di Tiongkok dan India.

Tanaman agrikultural yang menyerap karbon dengan cepat melepaskannya kembali ke atmosfer. Masa hidup mereka yang relatif singkat tidak sama dengan hutan Amazon, atau proyek-proyek kehutanan seperti Great Green Wall Tiongkok dan upaya serupa di Afrika atau Eropa untuk mengimbangi emisi karbon.

Berita baiknya, komitmen Tiongkok yang diperbarui untuk konservasi hutan menyubang sekitar 42 persen dari kontribusi penghijauannya. Namun sepertiga penghijauan Tiongkok berasal dari pertanian intensif, seperti yang terjadi di India, 82 persen penghijauan berasal dari praktik agrikultural.

"Produksi biji-bijian, sayur-mayur, dan buah-buahan di Tiongkok dan India telah meningkat 35 hingga 40 persen sejak tahun 2000," jelas ilmuwan periset Rama Nemani dari Ames Research Center NASA.

Apa yang berubah adalah praktik intensif irigasi, penggunaan pupuk, dan rotasi tanaman. Sementara itu jelas diperlukan sebagai sumber makanan populasi besar, penghijauan sebagai hasilnya belum tentu baik.

Selain fakta bahwa tanaman agrikultural tidak mengelola CO2 dengan cara yang sama, praktik irigasi mengancam sumber air tanah. Juga meningkatkan kekhawatiran terhadap dampak pada populasi serangga dan konsekuensi lain dari pestisida.

Belum lagi penghijauan seperti ini tidak diperhitungkan dengan baik. Karenanya peningkatan pertanian di Asia tidak mengimbangi hilangnya penyerapan karbon dan keanekaragaman hayati di tempat lain.

"Sekarang kita tahu pengaruh langsung manusia sebagai pendorong utama penghijauan Bumi, kita perlu memasukkan faktor ini ke dalam model iklim kita," kata Nemani.

"Ini bisa membantu para ilmuwan membuat prediksi yang lebih baik tentang perilaku berbagai sistem Bumi, yang akan membantu negara-negara membuat keputusan yang lebih baik tentang kapan dan bagimana sebaiknya bertindak."

Para peneliti menekankan, fenomena di Tiongkok dan India ini tidak lantas mengatasi dampak negatif ekosistem lingkungan di tempat lain, termasuk Indonesia. Namun, mereka optimistis.

"Ketika orang menyadari ada masalah mereka cenderung memperbaikinya. Pada tahun 70-an dan 80-an, kondisi hilangnya vegetasi di Tiongkok dan India buruk, pada tahun 90-an orang menyadari ini, dan kini keadaan telah membaik, manusia sangat tangguh. Itulah yang kami lihat di data satelit," pungkas Nemani


0 comments:

Post a Comment