Perlu Di Ingat! Minuman Bergula Tingkatkan Risiko Penyakit Ginjal

Perlu Di Ingat! Minuman Bergula Tingkatkan Risiko Penyakit Ginjal

INIKECE - Minuman yang sarat akan gula, jus buah, bir, bahkan teh bisa meningkatkan risiko penyakit ginjal. Menukil Reuters, fakta ini terungkap lewat sebuah penelitian baru.

Diantara berbagai minuman bergula, minuman buah bersoda dengan tambahan pemanis adalah penyebab utama penyakit ginjal. Para peneliti mengatakan, orang yang secara teratur meminumnya menghadapi risiko penyakit ginjal 61 persen lebih tinggi.

Namun, temuan mereka juga menunjukkan bahwa bir dan bahkan teh juga dikaitkan dengan kemungkinan penyakit ginjal yang lebih besar.

Para ilmuwan tidak memerinci mengapa bir yang berbahaya bagi kesehatan saat dikonsumsi dalam jumlah besar berisiko bagi ginjal. Tetapi menurut mereka, gula dalam minuman lain dapat menyebabkan kenaikan berat badan, tekanan darah tinggi dan resistensi insulin dari waktu ke waktu.

Ini kemudian bisa secara bertahap memberi tekanan pada ginjal dan mempercepat hilanya fungsi organ.

Menurut NHS, di Inggris ada sekitar 40 ribu hingga 45 ribu kematian dini setiap tahun karena penyakit ginjal kronis. Sementara di Amerika Serikat, tingkat kejadian keseluruhan pada populasi umum adalah sekitar 14 persen. Tekanan darah tinggi dan diabetes adalah penyebab utama.

Studi terbaru yang dihelat Johns Hopkins University ini meneliti data survei tentang konsumsi minuman di antara 3.003. laki-laki dan perempuan Afrika-Amerika.

BACA JUGA :

Inspirasi! Anak Kecil Yang Mampu Menginspirasi Dunia

Angka menunjukkan bahwa mereka punya kecenderungan memiliki penyakit ginjal daripada ras Kaukasia. Para peserta rata-rata berusia 54 tahun dan tidak memiliki penyakit ginjal. Tetapi setelah mengamati peserta selama rata-rata delapan tahun, enam persen orang (185) menderit penyakit ginjal.

Kecenderungan mereka untuk mengonsumsi minuman bergula soda dan jus buah lah yang diduga menjadi penyebab utama sakit. Ini terungkap setelah para peneliti memperhitungkan faktor-faktor yang dapat berkontribusi terhadap kerusakan ginjal seperti merokok, obesitas, tekanan darah tinggi, diabeted, dan kurang olahraga.

Para peneliti yang dipimpin oleh Dr. Casey Rebholz, kemudian mengamati lebih lanjut minuman yang dikonsumsi masing-masing individu. Minuman bersoda dikaitkan dengan risiko penyakit ginjal sembilan persen lebih tinggi.

Para peneliti mengidentifikasi empat pola konsumsi minuman, termasuk dalam masing-masing pola tiga minuman dalam urutan paling banyak minum hingga paling jarang diminum. Sebagai contoh, satu pola minum memiliki jus jeruk (paling banyak dikonsumsi), jus buah lain (paling banyak dikonsumsi) dan jus sayuran (paling jarang).

Air yang memiliki rasa berkaitan erat dengan risiko yang lebih tinggi. Setelah analisis, soda, jus buah manis, dan air sesuai urutan adalah pola yang paling erat dikaitannya dengan penyakit ginjal.

Dalam laporan yang diterbitkan dalam Clinical Journal of The American Society of Nephrology, tim peneliti menyatakan bahwa hasil ini cukup mengejutkan.

Mungkin, para peserta riset menuliskan 'air' pada kuesioner mereka, padahal itu masih merupakan minuman yang memiliki rasa. " Ada sejumlah jenis air yang diiklankan sebagai minuman sehar tetapi belum terbukti memiliki manfaat kesehatan." tulis tim peneliti.

Para peneliti juga tidak memperhatikan merek apa yang lebih banyak diminum orang. Mengetahui kandungan gula dan kalori minuman akan memberikan wawasan lebih lanjut tentang risiko kesehatannya.

"Secara luas sudah diakui bahwa minuman yang dimaniskan dengan gula, seperti soda dan minuman buah bergula dihindari untuk mengurangi risiko seseorang terkena penyakit kronis seperti obesitas, hipertensi, diabetes, dan penyakit kardiovaskula," terang De. Rebholz kepada *Reuters*

"Temuan ini menambahkan literatur tentang dampak buruk kesehatan dari minuman yang dimaniskan dengan gula dan rekomendasi-rekomendasi untuk menghindari konsumsinya."

Penelitian sebelumnya telah menghubungkan konsumsi tinggi minuman bergula dengan risiko obesitas, diabetes tipe 2, dan asam urat.

Meskipun penelitian seperti ini telah menunjukkan minuman bergula mempengaruhi risiko penyakit ginjal, hasilnya tidak konsisten.
" Kandungan gula tinggi dalam asupan apapun dapat menyebabkan penambahan berat badan dan resistensi insulin serta tekanan darah tinggi," kata Dr. Holly Kramer dari Loyota University Chicago dalam editorial jurnal yang menyertai riset ini.

"Faktor-faktor ini kemudian memberi tekanan pada ginjal dan dapat mempercepat hilangnya fungsi ginjal dari waktu ke waktu."

Dr. Kramer dan Shoham mengatakan temuan ini memiliki implikasi kesehatan masyarakat. Walau beberapa kota di AS sudah mengurangi konsumsi minuman bergula dengan menerapkan pajak, sebagian lain menolak upaya ini.

"Resistansi budaya untuk mengurangi konsumsi minuman bergula dapat dibandingkan dengan resistansi budaya terhadap penghentian merokok pada tahun 1960-an setelah laporan Surgeon General dirilis. Kala itu penggunaan tembakau dipandang sebagai pilihan sosial, bukan masalah medis atau masalah kesehatan masyarakat," tulis Dr. Kramer dan Shoham.

Dalam tajuk rencana lain, seorang pasien penyakit ginjal, Duane Sunwold mengatakan, ia mengubah kebiasaan makan dan minum agar penyakitnya sembuh. Sunwold adalah sorang juru masak yang menawarkan rekomendasi kepada pasien penyakit ginjal lain yang ingin mengurangi konsumsi minuman bergula.

0 comments:

Post a Comment